PENJELASAN ILMU HIKMAH.

 DEFINISI ILMU HIKMAH


Firman Allah   : “  Allah Swt menganugrahkan Al-hikmah kepada siapa yang di kehendaki, dan barang siapa yang di anugrahi Al-hikmah itu, ia benar-benar telah di anugrahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran “ ( QS Al-Baqarah : 269 ) 


Hikmah dalam bahasa Arab adalah “ kefahaman “  Pengertian ilmu hikmah memilki banyak makna, arti dan pengertian ada yang mengatakan Al-hikmah adalah kebijaksanaan dari Allah, sesuatu kesaktian, atau memiliki manfaat dari sesuatu, tujuan  dari ilmu hikmah adalah semata-mata memohon pertolongan kepada Allah agar dalam menjalani hidup ini diberi keselamatan, kesukesesan,  kebahagiaan, Dll.      


Ilmu hikmah adalah suatu amalan spiritual yang berupa ayat firman Allah Al-Quran dan As-Sunah atau Mantera suci yang berbahasa Arab atau berbahasa lainnya yang di imbangi dengan amalan tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah, adapun yang di sebut mantera suci adalah bacaan atau amalan yang kaidahnya tidak melanggar hukum dan ajaran agama.   


Firman Allah   : “  Allah Swt menganugrahkan Al-hikmah kepada siapa yang di kehendaki, dan barang siapa yang di anugrahi Al-hikmah itu, ia benar-benar telah di anugrahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran “ ( QS Al-Baqarah : 269 )     

Memang ada deviasi atau bias dari arti dan pengertian ilmu hikmah itu sendiri dalam beberapa dekade atau kurun waktu belakangan ini, di mana ilmu hikmah pada umumnya di pahami umat Islam sebagai ilmu kesaktian, ilmu tenaga dalam, ilmu kerezekian, ilmu pengasihan, ilmu pengobatan, ilmu terawangan, ilmu kekebalan senjata, dan ilmu-ilmu lainnya dari hasil zikir,wirid atau amalan dengan bacaan dan jumlah tertentu.     


Kelebihan yang di berikan Allah kepada hambanya yang di dasari dari membaca zikir, wirid atau amalan tertentu dengan dosis yang ditentukan, ilmu ini sering disebut Ilmu Hikmah, maka ilmu ini bisa dicapai dan dimiliki oleh siapapun, tidak memerlukan bakat khusus, siapa yang memenuhi persyaratan dan melaksanakan tata-caranya, maka mereka akan memperolehnya.     


Sesungguhnya nenek moyang kita telah mewarisi beragam ilmu hikmah atau Ilmu gaib dari leluhur zaman dahulu, Ilmu hikmah yang bernuansa gaib, yang dimaksud masih relevan bagi generasi sampai kapan pun. Karena ternyata masih banyak orang yang gemar dan senang menekuninya, mempelajari dan akhirnya memanfaatkannya,


Buktinya kendati pun sekarang kita hidup dizaman serba canggih di mana instrument teknologi serba canggih dan spektakuler yang mencakup segala bidang seperti dalam bidang pertanian, bidang kedokteran, bidang industri, bidang penerbangan dan sebagainya, namun keberadaan ilmu-ilmu yang bernuansa gaib tetap saja masih sulit di lupakan. 


Memang kebutuhan manusia zaman sekarang lebih menuju pada hal-hal yang bersifat materi dan ekonomi, Yaitu, bagaimana agar rezeki lancar, urusan lancar, dll,  Namun urusan ekonomi atau rezeki bukanlah segala-galanya, dizaman sekarang banyak orang yang mencari keselamatan, perlindungan, ketentraman, kedamaian, dan lain sebagainya. 


Perbedaan menuntut ilmu hikmah orang zaman sekarang dengan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ilmu dan kesungguhan dalam melakukan dan menjalani tirakat, amalannya. Majunya tingkat rasio pada masyarakat secara tidak langsung mulai akan meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik, 


Kesan ragu pun mulai banyak menghinggapi manusia di zaman sekarang, pada sisi lain banyak juga orang-orang yang jenuh dengan peradaban yang makin maju mereka mencoba berekreasi ke alam metafisis.  Masalahnya sekarang :  Apa yang perlu kita ketahui dari ilmu hikmah itu ….. ?,   Dan untuk apa kita mempelajarinya ..... ?, Terutama dalam kehidupan sehari-hari.  


Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu  zaman sekarang kalah sakti dan ampuh di banding ilmu-ilmu pada zaman dahulu, dan mengapa pada zaman sekarang ini jarang ucapan ( Doa ) seseorang di kabulkan Allah, padahal kalau kita melihat  pada masa lalu orang-orang yang terdahulu ucapannya begitu makbul, seolah-olah setiap ucapannya akan terjadi .....,  Benarkah demikian ..…?


Keampuhan orang zaman dahulu bukan disebabkan ketinggian ilmunya,  melainkan ketinggian keyakinan dan ketulusan hatinya yang mendorong ilmu yang di milikinya menjadi berkah dan mulut yang sering di buat selalu berbohong dan tidak jujur  maka hilang berkah segala doa dan ucapannya ( Tidak Jadi ).


Karena belum banyak kepentingan dan kebutuhan orang-orang zaman dahulu ia lebih bersikap ikhlas  dalam membantu, melayani orang, dari segi faktor inilah yang menyebabkan ilmu-ilmu mereka menjadi ampuh di antaranya :    


1 .  Orang zaman dahulu : Karena ilmu yang di dapatnya lebih sulit dalam proses mendapatkannya, di banding orang di zaman sekarang, karena faktor sulit  itulah, mereka yang sudah mendapatkannya menilai ilmu sebagai barang yang sangat teramat suci dan berharga kemudian ilmu itu pun di sakralkannya.  


Karena factor keluguan dan kepolosan jiwa orang terdahulu, maka dengan sikap orang zaman dulu ini melahirkan sikap yang selalu berbaik sangka sehingga seseorang yang mendapatkan suatu keilmuan langsung menjadi yakin dan mantap hatinya dan tidak banyak terlalu banyak menganalisis.  


2 . Orang zaman sekarang :  Karena kemajuan dalam menerima informasi, sehingga mereka menjadi lebih kritis sehingga berdampak dalam pemikirannya setiap hal yang baru datang disaring. Dan sudah barang tentu ini ada baiknya, Akan tetapi didalam menyaringnya terlalu berlebihan dan terlebih lagi di sertai dengan pemikiran prasangka buruk yang menyebabkan mereka tidak mudah percaya dengan siapa pun.   


Bagaimana seseorang bisa mendapatkan manfaat dari suatu yang di curigai dan buruk sangka, hal-hal inilah yang menyebabkan orang di zaman sekarang tidak mensakralkan dan mensucikan ilmu bahkan cenderung berburuk sangka.


3 . Adapun kunci kekuatan suatu ilmu atau doa diibaratkan seperti  cermin.  Doa kita akan terkabul atau tidak tergantung dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan kata lain terkabul atau gagalnya doa-doa kita merupakan cerminan akan amal kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain,


Bahkan sebelum kita mengucap Doa, Allah sudah memenuhi apa-apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa perbuatan dan amal kebaikan kita pada sesama, akan menjadi doa yang tak terucap, tetapi sungguh yang mustajab, Ibarat sakti tanpa kesaktian. 


Kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti Doa untuk kita sendiri. Doa akan memiliki kekuatan, asalkan kita mampu memadukan empat unsur yakni dari : hati, ucapan, pikiran, dan perbuatan nyata.  Dengan syarat perbuatan kita tidak bertentangan dengan isi Doa, disisi lain amal kebaikan yang kita lakukan pada sesama akan menjadi Doa mustajab sepanjang waktu, hanya jika kita melakukannya dengan ketulusan hati.   


Dalam pemahaman ilmu hikmah adalah bagaimana mendapat suatu keberkahan, kemakmuran, keselamatan dll, maka sesorang itu harus beristiqomah dengan memohon kepada Allah, pengertian dalam memohon itu sekaligus untuk mendekatkan diri kepadanya, dengan melalui suatu ilmu atau amalan tertentu sehingga seseorang itu merasa timbul kesaktian dan kelebihan dalam dirinya.   


Firman Allah Swt : “ Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang berilmu, jika kamu tidak mengetahui “. ( QS. Al-Anbiya : 7 )


Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat ilmu hikmah bukanlah sekedar bacaan Wirid, Dzikir, Amalan tertentu yang di baca secara rutin setiap harinya, akan tetapi mencakup segala perbuatan kita, sesama manusia maupun kepada alam serta berbakti kepada Allah, dengan demikian maka Allah akan memberkahi kebaikan dari segala amal perbuatan kita.


Banyak para Ahli Hikmah mengupas pengetahuan tentang ilmu rahasia, khasiat dari  Doa Nabi Sulaiman As bahkan sudah beratus-ratus tata cara dan rahasia, khasiat tersebut. Beberapa jenis Ilmu ini memiliki hikmah sangat besar, Hal ini untuk membantu menghadapi tantangan dan kendala dalam kehidupan dan juga bisa melahirkan keajaiban - keajaiban dalam kehidupan manusia.


Adapun jenis Ilmu apapun, orientasinya nilai pada suatu keberhasilan, Tidak ubahnya seperti api ia bisa ada dari usaha yang berbeda-beda, pada zaman dulu untuk mendapatkan api orang melakukannya berbagai macam cara misalnya dengan menggosok-gosokkan ke sebuah kayu atau ada yang membenturkan batu pada daun kering untuk memperoleh api.


Ketika peradaban dunia sudah maju dan berkembang, maka manusia tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkan sebuah api, bisa mendapatkan api cukup dengan menekam kompor gas atau menekan tombol korek,  


Dalam artian jika dengan cara yang sederhana bisa menghasilkan sebuah api, kenapa kita harus susah dan repot seperti pada zaman duluDan tentunya sebagai seorang pengamal ilmu harus menghormati perbedaan tata cara dan dalam pengamalan tersebut, Sebab hakikat dari ratusan bahkan ribuan perbedaan itu adalah sebagai penentu bagi kita yang mana yang paling baik dan paling cocok, maka kita seharusnya bersyukur akan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, karena perbedaan adalah rahmat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AMALAN MUSTAJAB BULAN SYA'BAN

Bi'ismillah Assalamualaikum.. AMALAN 1 SYA'BAN (BULAN ISTIJABAH NYA DO'A) Pada malam tgl 1-14 sya'ban  (Kitab kanzun najjah ...