Tampilkan postingan dengan label Definisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Definisi. Tampilkan semua postingan

KEGAGALAN DALAM MENGAMALKAN SUATU KEILMUAN

 Bi'ismillah MENJAWAB PERTANYAAN PERIHAL KEGAGALAN DALAM BELAJAR ILMU GHOIB,HIKMAH,METAFISIKA DSB.


Ilmu Ghaib merupakan ilmu di luar nalar akal logika, walaupun dizaman modern dan tehnologi seperti sekarang, peminat dan pelaku ilmu ghaib masih sangat banyak sekali di bumi nusantara ini salah satunya saya sendiri hahaha

Karna menurut saya ma'rifat adalah sisi lain dari tasawuf,Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa pelaku ilmu ghaib ini sebagai orang batu ketinggalan zaman. Walau demikian pelaku ilmu ghaib mendapatkan tempat tersendiri di hati para pelaku dalam menyikapi hal hal yang bersifat mistis ini.


Namun... pernahkan anda berfikir bahwa belajar ilmu ghaib tidak semudah yang dibayangkan. Belajar ilmu ghaib sama halnya belajar ilmu pengetahuan atau ilmu sains, butuh disiplin tinggi, kerja keras, totalitas dan konsekuen yang besar dalam menjalankan, yang membedakan hanyalah ilmu sains memiliki sekolah berjenjang dan diakui dengan adanya sertifikat atau ijazah sebagai pengakuan dirinya telah lulus dibidang ilmu alam atau ilmu sains lainnya.


Berbeda dengan ilmu ghaib atau ilmu supranatural, ilmu ini tidak memiliki ijazah terakhir, tidak membutuhkan seragam khusus ketika belajar dan hasil akhirnya tidak dinilai di bangku ujian. Walau demikian ilmu ghaib mendapat tempat tersendiri di hati pelakunya, salah satunya adalah ketenangan jiwa, modal awal berfikir positif menghadapi dunia yang semakin menggila ini.


Lalu apa penyebab seseorang itu berhasil atau bahkan gagal dalam menjalani laku ritual?


ada banyak penyebab yang membuat pelaku supranatural gagal maupun berhasil menjalani laku batin, diantaranya yaitu :


Penyebab kegagalan belajar ilmu ghaib :


Berfikir Negatif

Berfikir negatif (sebelum atau selama) belajar ilmu ghaib merupakan pangkal utama kegagalan belajar ilmu ini.


Satu contoh Anda ingin belajar ilmu ghaib kepada seseorang, namun anda ragu dengan orang tersebut apakah nantinya berhasil atau tidak, Anda mulai bertanya banyak hal kepada sang ahli, tetapi dalam batin Anda ragu apakah berhasil atau tidak, hingga Anda bertanya kepada sang ahli untuk meyakinkan hati Anda "Apakah ada garansi belajar PASTI berhasil".


Ya... kalimat sederhana "Apakah ada GARANSI belajar PASTI berhasil" tetapi memiliki efek yang luar biasa, efek apa itu? KEGAGALAN PASTI, mengapa demikian? sebab diawal Anda sudah berfikir negatif terhadap guru Anda sendiri dengan meragukan guru Anda sendiri, jika di awal Anda sudah ragu dengan guru, maka otomatis Anda akan ragu dengan diri sendiri, jika anda sendiri ragu dengan kemampuan diri sendiri maka otomatis Anda pasti GATOT alias gagal total dalam belajar ilmu ghaib.


Lalu bagaimana supaya bisa berhasil dalam belajar ilmu ghaib? langkah awal adalah "Berfikir Positif" jangan menilai wujud fisik seseorang tetapi nilailah dari ucapannya, dengan begitu anda menjadi seorang yang rendah diri dan mau mengikuti petunjuk arahan guru.


Tidak Sabaran

Tidak sabaran atau kurang sabar juga merupakan salah satu pokok awal kegagalan dalam belajar ilmu ghaib, tidak sedikit pelaku ilmu ghaib gagal dalam step ini. "Sabar" memang mudah di ucapkan tetapi sangat sulit dalam pelaksanaannya.


Contoh : Anda belajar ilmu terawangan (ini ilmu yang biasa paling di cari orang), status anda adalah "orang awam" atau orang yang "sebatas tau" tentang ghaib. Keinginan Anda sangat besar karena mendengar atau membaca artikel tentang kehebatan ilmu terawangan, sehingga anda memutuskan ingin menguasai ilmu terawangan.


Akhirnya belajarlah anda ke guru pilihan anda, sesuai petunjuk guru anda harus melakukan A B C D (saran sesuai petunjuk guru), setelah anda melakukan saran guru anda belum mendapatkan hasil dari ilmu terawangan, mulailah anda mengatakan hal hal negatif kepada guru anda seperti perkataan "guru bodoh, penipu, gateli dan sebagain nya


Ini menunjukkan tingkat emosional anda masih dipenuhi nafsu, tidak sabar dan grusa grusu (jawa : sembarangan main sruduk), anda belum memahami petunjuk guru dengan baik, tetapi anda sudah berfikir negatif terhadap guru anda. Jika sudah demikian patutlah anda gagal terus dalam belajar ilmu ghaib.


Ilmu terawangan itu adalah ilmu yang berhubungan dengan hati, selama hati anda dipenuhi nafsu, logika, tidak sabar dan berfikir negatif, Anda akan gagal dalam belajar ilmu ghaib.


Malas Mengamalkan Amalan atau Malas Berlatih

Ini sudah pasti sumber kegagalan, dimanapun kapanpun di benua apapun kalau malas itu akar kegagalan, sama halnya dengan dunia supranatural.


Nah... tiga itulah sumber utama kegagalan belajar ilmu ghaib, sebenarnya masih banyak penyebab kegagalan dalam belajar ilmu ghaib, tetapi pokok utama dedengkot kegagalan belajar ilmu ghaib adalah tiga diatas, Berfikir Negatif, Tidak Sabar dan Malas.


Tidak peduli belajar ilmu ghaib atau ilmu qalaam, jika ketiga hal diatas menempel di tubuh anda, jangan harap anda akan berhasil dalam belajar..!!!

Semoga bermanfaat.

#kang aryan

PENJELASAN MENGENAI IJAZAH DAN PENTINGNYA SANAD


 Asslamau'alaikum wr wb.

                  (IJAZAH)

Saya ingin mengupas sedikit tentang Ijazah dan keharusan bagi pengamal wirid untuk meng ijazahkan amalan yang mereka terima. Ijazah bagi kalangan Hikmah berbeda pengertiannya dengan ijazah untuk pelajar. Ijazah yang dimaksud adalah perkenan untuk membaca suatu amalan wirid dengan tata cara yang ditentukan.


Ada 3 jenis ijazah :

1. Ijazah ‘Ammah ( umum )

2. Ijazah Khususiyah ( Khususon )

3. Ijazah Ghoibiyah


I. Ijazah ‘Ammah

Ijazah jenis ini sangat gampang di jumpai. Misalnya dari buku-buku doa yang menyampaikan informasi tentang bentuk suatu amalan wirid. Atau pun dari suatu majelis yang memberikan Ijazah untuk jamaahnya secara global. Biasanya Ijazah jenis ini tidak menyertakan jumlah hitungan dan sanadnya. Contohnya seorang Kyai memberikan keterangan tentang faedah suatu sholawat, dan menyarankan membacanya agar mendapatkan faedah yang dimaksud. Ijazah ‘ammah juga biasanya tidak melihat siapa yang menjadi pembacanya. Jadi siapapun bisa dan boleh mengamalkan wiridan tersebut.


II. Ijazah Khususiyah ( Khususon )

Ijazah jenis ini lebih spesifik. Biasanya dilihat dari karakter sipengamal dan ijazah yang dikeluarkan. Jenis wirid yang dikeluarkan juga lebih khusus. Misalnya Hizib atau Asma. Semua karakter amalan yang mengandung tingkat karakteristik lebih ‘ panas ‘ biasanya di ijazahkan secara hati-hati. Ataupun suatu amalan yang notabene lebih ringan namun mempunyai tata cara khusus untuk sampai ke tingkat terbukanya Hijab / keterkabulan Hajat si pengamal. Beberapa hal yang menyertai Ijazah ini adalah adanya :

A. Sanad / mata rantai mujiz

Sanad ini pun terbagi dua :

• Sanad Sughro

Ijazah ini mempunyai sanad yang tidak terlalu panjang. Mungkin hanya sebatas 3 orang sampai 5 nama menyertakan Mujiz nya.

• Sanad Kubro

Ijazah ini mempunyai sanad yang lebih lengkap dan panjang juga biasanya disertai dengan beberapa nama khusus yang berkaitan dengan isi amalan wirid tersebut. Misalnya nama dari beberapa penjaga ( baca : Khodam ayat ) yang menyertai amalan itu. Untuk sanad yang seperti ini biasanya di punyai oleh Jama’ah Thoriqoh. Hanya saja tidak ada nama khodam ayat seperti dalam amalan hikmah.

B. Hitungan / jumlah

Untuk hitungan pun, ijazah jenis ini lebih disiplin. Sang Mujiz biasanya menyertakan sejumlah bentuk hitungan dalam bacaan tersebut. Ada hitungan ringan untuk harian yang terbagi menjadi 3 waktu dan Hitungan accident ( darurat)

Sebagai contoh pembagiannya seperti dibawah ini :

Hitungan Harian

• Hitungan ringan.

Wirid yang dibaca dalam satu waktu dalam sehari diwaktu tertentu. Misalnya : Ayat Qursyi yg dibaca 3 kali saat waktu maghrib.

• Hitungan sedang.

Wirid yang dibaca 2 kali dalam waktu tertentu. Misal : Ayat Qursyi dibaca 3 kali saat waktu maghrib dan shubuh.

• Hitungan berat.

Wirid yang dibaca setiap ba’da sholat fardhu. Misal : Ayat Qursyi dibaca 3 kali setiap ba’da sholat fardhu.

• Hitungan khusus yang berkaitan dengan saat Riyadhoh.

Hitungan ini biasanya hanya dibaca saat menjalani / melakoni Riyadhoh , selesai riyadhoh maka jumlah itu diturunkan untuk pengamalan harian.

• Hitungan khusus yang berkaitan dengan Hajat

Hanya dibaca satu kali saja dalam riyadhoh untuk mendapatkan Hajat. Ijazah jenis ini biasanya mempunyai dosis yang lumayan berat. Misalnya saya pernah mendapat Ijazah Sholawat Jibril dari KH. Kholil Bisri, rembang- yang mesti dibaca sebanyak 15.000 kali. Ijazah itu hanya dibaca sekali saja dalam satu majelis ( Walopun jika mau dan sanggup tidak ada salahnya di ulang ).


III. Ijazah Ghoibiyah


Ijazah jenis ini jarang diterima orang awam. Biasanya hanya diterima kalangan Khowas / mursyid tertentu. Setelah melampaui berbagai syarat maka bisa ditentukan apakah ijazah ini berlaku untuk dirinya sendiri atau bisa dikeluarkan kepada umat. Ijazah jenis ini menjadi bukti akan keramatnya seorang ‘ khowas ‘ dan dekatnya maqom beliau kepada Allah Ta’ala. Namun pada beberapa kasus ada juga orang-orang tertentu mendapatkan ijazah ghoibiyah.

Dan yang terbaik adalah dipertanyakan kepada yang mengerti ( Mursyid ) Biasanya ijazah ini akan membawa kebaikan bagi sipenerima. Baik urusan dunia dan akhiratnya. Terlebih bagi kepribadian yang bersangkutan. Pasti akan mengalami perobahan kearah yang lebih agamis, santun dan terarah. Saya pernah kenal dengan orang yang mengalami ini. Sekarang beliau menjadi santrinya Syeikhina Al-Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan.


Ijazah yang didapat merupakan perkenan bagi seseorang untuk membacanya. Dengan adanya Ijazah ini maka akan terbentuklah kemantapan hati bagi sipengamal. Dengan Ijazah maka hasil yang benar pun akan didapatkan. Pengalaman menunjukkan dengan adanya mujiz yang menunjukkan cara pengamalan yang benar, maka tingkat keberhasilan seseorang bisa dipastikan lebih cepat dan bagus. Kemudian timbul pertanyaan, “ Apakah orang yang tidak mempunyai guru kemudian mendapatkan informasi tentang sebentuk amalan, maka apakah hasil yang didapat tidak benar atau tidak akan berhasil ?”


Wiridan hampir sama seperti matematika. Hanya saja matematika adalah ilmu pasti. Jika 2+2 = 4, maka ilmu wirid tidaklah demikian. Ilmu Wirid adalah keyakinan yang berbalut agama. Walopun demikian tetap diperlukan hitungan dan rumus yang tepat. Laboratorium, rumus dan alat dipastikan harus ada. Laboratoriumnya adalah tempat kita kholwat / riyadhoh, rumusnya adalah hitungan dan jumlah yang tepat, sedangkan alat yang kita pakai bisa berupa tasbih , biji-bijian, minyak dan ubo rampe lainya. Dan hasilnya bisa seperti yang kita inginkan, atau berbeda. Malah ga jarang bisa gagal.


Ilmu wirid adalah kombinasi antara imaginasi,logika dan mantra ( doa / wirid ). Contohnya seperti ini, saat saya ribut dengan istri biasanya dia akan mendiamkan saya selama beberapa hari. Nah…yang repot ya saya, ga ada yang kasih sarapan, makan atau setrika baju.Pokoknya di cuekin abis…apa yang saya lakukan agar dia mau saya ajak baikan lagi ?? Biasanya saya akan melaksanakan suatu ‘ riyadhoh kecil ‘. Caranya ?? Malam hari saya akan melaksanakan hajat dengan niat minta dibaikkan urusan saya dengan istri. Saat pembacaan wirid, maka benak saya akan membayangkan ( baca : Imajinasi ) istri dengan keadaan yang menyenangkan. Wirid tadi sebagai senjata / wasilah saya dalam berhadapan dengan dia. Logikanya…saya bersikap lebih baik dengan dia akan niat saya tadi. Hasilnya ?? Ya bagus sekali…dalam hitungan jam, atau besok paginya sudah bisa dipastikan dia akan menegor saya.


Kembali kepada pertanyaan di atas. Jawaban saya : BISA !! tanpa ijazah dan petunjuk sekalipun, asal dia yakin bisa saja terjadi keajaiban. Orang yang seperti ini biasanya bersandar kepada kemauan hati dan niat yang kuat. Jeleknya…saat menemui kendala dia akan kebingungan. Ibarat orang naik perahu tapi tidak mengerti cara membuka layar. Ijazah mempunyai beberapa point penting. Antara lain :

• Mengikuti sunah Rasul, bahwa belajar harus dengan bimbingan guru

• Mentaati perintah Guru, adanya hubungan batiniyah dengan mujiz

• Kemantapan hati dalam beramal. Karena mengerti tata caranya dengan baik.

• Mengikuti mata rantai / sanad ilmu yang semestinya.

• Menghilangkan kebingungan dan kebimbangan hati.


Maka alangkah baiknya, siapapun mereka yang mencintai dunia wirid dengan segala kerumitannya akan mencari guru yang baik. Dengan itu maka apa yang menjadi kendalanya akan terburai. Sang Guru yang bijak akan menjadi tempat bertanya bagi simurid. Maka ilmu akan turun dengan tertib mengikuti perkembangan batiniyah si murid. Pondasi yang ditanamkan akan menghujam kuat kesanubari. Ilmu akan berkembang dengan baik. Walaupun keadaan dilapangan sebagian orang masih mengikuti pakem tradisional secara turun temurun. Hal ini tidak bisa disalahkan. Pada intinya ilmu adalah apa yang kau yakini dengan hatimu. Peran terpenting dari sebentuk ijazah adalah Guru. Yang terbaik bagimu adalah mendapatkan seorang Guru yang bijak dan mempunyai hikmah. Guru yang baik akan mengantarmu ke gerbang Futuh yang sebenarnya. Guru yang hatinya berkarat,akan membuatmu tersesat dan hilang dari rahmat Allah SWT.

Maka carilah Sang Guru itu demi kebaikanmu. Mintalah dalam munajatmu kepada Allah SWT seorang guru sejati yang dapat membimbing lahir dan batinmu. Bukan hanya sampai keterkabulan hajat. Karena sesungguhnya setan pun dapat mengabulkan hajatmu. Mursyidmu adalah seseorang yang kelak menolongmu dalam gelombang dahsyat Hari Pembalasan. Pertolongan yang berupa perpanjangan syafaat dari Rasulullah SAW. Dan yang terbaik adalah jika sang Guru bersambung, baik itu SANAD ilmunya atau NASAB nya kepada Beliau SAW. Pilihlah satu diantaranya. Alangkah beruntungnya mereka yang bersama Gurunya kelak. Bergandengan tangan, beriringan menuju keindahan abadi di dalam Jannah. Semoga aku pun termasuk diantara yang beruntung itu.


Semoga risalah ini berguna bagimu. Izinkanlah saya dan semua keluarga serta guru dan mursyid menjadi bagian yang terindah bagimu.

Barakallah fikum. Jazakumullah bi ahsanil jaza. Wassalam

Semoga bermanfaat amin.

FB:kang aryan


PENJELASAN ILMU HIKMAH.

 DEFINISI ILMU HIKMAH


Firman Allah   : “  Allah Swt menganugrahkan Al-hikmah kepada siapa yang di kehendaki, dan barang siapa yang di anugrahi Al-hikmah itu, ia benar-benar telah di anugrahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran “ ( QS Al-Baqarah : 269 ) 


Hikmah dalam bahasa Arab adalah “ kefahaman “  Pengertian ilmu hikmah memilki banyak makna, arti dan pengertian ada yang mengatakan Al-hikmah adalah kebijaksanaan dari Allah, sesuatu kesaktian, atau memiliki manfaat dari sesuatu, tujuan  dari ilmu hikmah adalah semata-mata memohon pertolongan kepada Allah agar dalam menjalani hidup ini diberi keselamatan, kesukesesan,  kebahagiaan, Dll.      


Ilmu hikmah adalah suatu amalan spiritual yang berupa ayat firman Allah Al-Quran dan As-Sunah atau Mantera suci yang berbahasa Arab atau berbahasa lainnya yang di imbangi dengan amalan tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah, adapun yang di sebut mantera suci adalah bacaan atau amalan yang kaidahnya tidak melanggar hukum dan ajaran agama.   


Firman Allah   : “  Allah Swt menganugrahkan Al-hikmah kepada siapa yang di kehendaki, dan barang siapa yang di anugrahi Al-hikmah itu, ia benar-benar telah di anugrahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran “ ( QS Al-Baqarah : 269 )     

Memang ada deviasi atau bias dari arti dan pengertian ilmu hikmah itu sendiri dalam beberapa dekade atau kurun waktu belakangan ini, di mana ilmu hikmah pada umumnya di pahami umat Islam sebagai ilmu kesaktian, ilmu tenaga dalam, ilmu kerezekian, ilmu pengasihan, ilmu pengobatan, ilmu terawangan, ilmu kekebalan senjata, dan ilmu-ilmu lainnya dari hasil zikir,wirid atau amalan dengan bacaan dan jumlah tertentu.     


Kelebihan yang di berikan Allah kepada hambanya yang di dasari dari membaca zikir, wirid atau amalan tertentu dengan dosis yang ditentukan, ilmu ini sering disebut Ilmu Hikmah, maka ilmu ini bisa dicapai dan dimiliki oleh siapapun, tidak memerlukan bakat khusus, siapa yang memenuhi persyaratan dan melaksanakan tata-caranya, maka mereka akan memperolehnya.     


Sesungguhnya nenek moyang kita telah mewarisi beragam ilmu hikmah atau Ilmu gaib dari leluhur zaman dahulu, Ilmu hikmah yang bernuansa gaib, yang dimaksud masih relevan bagi generasi sampai kapan pun. Karena ternyata masih banyak orang yang gemar dan senang menekuninya, mempelajari dan akhirnya memanfaatkannya,


Buktinya kendati pun sekarang kita hidup dizaman serba canggih di mana instrument teknologi serba canggih dan spektakuler yang mencakup segala bidang seperti dalam bidang pertanian, bidang kedokteran, bidang industri, bidang penerbangan dan sebagainya, namun keberadaan ilmu-ilmu yang bernuansa gaib tetap saja masih sulit di lupakan. 


Memang kebutuhan manusia zaman sekarang lebih menuju pada hal-hal yang bersifat materi dan ekonomi, Yaitu, bagaimana agar rezeki lancar, urusan lancar, dll,  Namun urusan ekonomi atau rezeki bukanlah segala-galanya, dizaman sekarang banyak orang yang mencari keselamatan, perlindungan, ketentraman, kedamaian, dan lain sebagainya. 


Perbedaan menuntut ilmu hikmah orang zaman sekarang dengan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ilmu dan kesungguhan dalam melakukan dan menjalani tirakat, amalannya. Majunya tingkat rasio pada masyarakat secara tidak langsung mulai akan meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik, 


Kesan ragu pun mulai banyak menghinggapi manusia di zaman sekarang, pada sisi lain banyak juga orang-orang yang jenuh dengan peradaban yang makin maju mereka mencoba berekreasi ke alam metafisis.  Masalahnya sekarang :  Apa yang perlu kita ketahui dari ilmu hikmah itu ….. ?,   Dan untuk apa kita mempelajarinya ..... ?, Terutama dalam kehidupan sehari-hari.  


Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu  zaman sekarang kalah sakti dan ampuh di banding ilmu-ilmu pada zaman dahulu, dan mengapa pada zaman sekarang ini jarang ucapan ( Doa ) seseorang di kabulkan Allah, padahal kalau kita melihat  pada masa lalu orang-orang yang terdahulu ucapannya begitu makbul, seolah-olah setiap ucapannya akan terjadi .....,  Benarkah demikian ..…?


Keampuhan orang zaman dahulu bukan disebabkan ketinggian ilmunya,  melainkan ketinggian keyakinan dan ketulusan hatinya yang mendorong ilmu yang di milikinya menjadi berkah dan mulut yang sering di buat selalu berbohong dan tidak jujur  maka hilang berkah segala doa dan ucapannya ( Tidak Jadi ).


Karena belum banyak kepentingan dan kebutuhan orang-orang zaman dahulu ia lebih bersikap ikhlas  dalam membantu, melayani orang, dari segi faktor inilah yang menyebabkan ilmu-ilmu mereka menjadi ampuh di antaranya :    


1 .  Orang zaman dahulu : Karena ilmu yang di dapatnya lebih sulit dalam proses mendapatkannya, di banding orang di zaman sekarang, karena faktor sulit  itulah, mereka yang sudah mendapatkannya menilai ilmu sebagai barang yang sangat teramat suci dan berharga kemudian ilmu itu pun di sakralkannya.  


Karena factor keluguan dan kepolosan jiwa orang terdahulu, maka dengan sikap orang zaman dulu ini melahirkan sikap yang selalu berbaik sangka sehingga seseorang yang mendapatkan suatu keilmuan langsung menjadi yakin dan mantap hatinya dan tidak banyak terlalu banyak menganalisis.  


2 . Orang zaman sekarang :  Karena kemajuan dalam menerima informasi, sehingga mereka menjadi lebih kritis sehingga berdampak dalam pemikirannya setiap hal yang baru datang disaring. Dan sudah barang tentu ini ada baiknya, Akan tetapi didalam menyaringnya terlalu berlebihan dan terlebih lagi di sertai dengan pemikiran prasangka buruk yang menyebabkan mereka tidak mudah percaya dengan siapa pun.   


Bagaimana seseorang bisa mendapatkan manfaat dari suatu yang di curigai dan buruk sangka, hal-hal inilah yang menyebabkan orang di zaman sekarang tidak mensakralkan dan mensucikan ilmu bahkan cenderung berburuk sangka.


3 . Adapun kunci kekuatan suatu ilmu atau doa diibaratkan seperti  cermin.  Doa kita akan terkabul atau tidak tergantung dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan kata lain terkabul atau gagalnya doa-doa kita merupakan cerminan akan amal kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain,


Bahkan sebelum kita mengucap Doa, Allah sudah memenuhi apa-apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa perbuatan dan amal kebaikan kita pada sesama, akan menjadi doa yang tak terucap, tetapi sungguh yang mustajab, Ibarat sakti tanpa kesaktian. 


Kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti Doa untuk kita sendiri. Doa akan memiliki kekuatan, asalkan kita mampu memadukan empat unsur yakni dari : hati, ucapan, pikiran, dan perbuatan nyata.  Dengan syarat perbuatan kita tidak bertentangan dengan isi Doa, disisi lain amal kebaikan yang kita lakukan pada sesama akan menjadi Doa mustajab sepanjang waktu, hanya jika kita melakukannya dengan ketulusan hati.   


Dalam pemahaman ilmu hikmah adalah bagaimana mendapat suatu keberkahan, kemakmuran, keselamatan dll, maka sesorang itu harus beristiqomah dengan memohon kepada Allah, pengertian dalam memohon itu sekaligus untuk mendekatkan diri kepadanya, dengan melalui suatu ilmu atau amalan tertentu sehingga seseorang itu merasa timbul kesaktian dan kelebihan dalam dirinya.   


Firman Allah Swt : “ Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang berilmu, jika kamu tidak mengetahui “. ( QS. Al-Anbiya : 7 )


Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat ilmu hikmah bukanlah sekedar bacaan Wirid, Dzikir, Amalan tertentu yang di baca secara rutin setiap harinya, akan tetapi mencakup segala perbuatan kita, sesama manusia maupun kepada alam serta berbakti kepada Allah, dengan demikian maka Allah akan memberkahi kebaikan dari segala amal perbuatan kita.


Banyak para Ahli Hikmah mengupas pengetahuan tentang ilmu rahasia, khasiat dari  Doa Nabi Sulaiman As bahkan sudah beratus-ratus tata cara dan rahasia, khasiat tersebut. Beberapa jenis Ilmu ini memiliki hikmah sangat besar, Hal ini untuk membantu menghadapi tantangan dan kendala dalam kehidupan dan juga bisa melahirkan keajaiban - keajaiban dalam kehidupan manusia.


Adapun jenis Ilmu apapun, orientasinya nilai pada suatu keberhasilan, Tidak ubahnya seperti api ia bisa ada dari usaha yang berbeda-beda, pada zaman dulu untuk mendapatkan api orang melakukannya berbagai macam cara misalnya dengan menggosok-gosokkan ke sebuah kayu atau ada yang membenturkan batu pada daun kering untuk memperoleh api.


Ketika peradaban dunia sudah maju dan berkembang, maka manusia tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkan sebuah api, bisa mendapatkan api cukup dengan menekam kompor gas atau menekan tombol korek,  


Dalam artian jika dengan cara yang sederhana bisa menghasilkan sebuah api, kenapa kita harus susah dan repot seperti pada zaman duluDan tentunya sebagai seorang pengamal ilmu harus menghormati perbedaan tata cara dan dalam pengamalan tersebut, Sebab hakikat dari ratusan bahkan ribuan perbedaan itu adalah sebagai penentu bagi kita yang mana yang paling baik dan paling cocok, maka kita seharusnya bersyukur akan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, karena perbedaan adalah rahmat Allah.

AMALAN MUSTAJAB BULAN SYA'BAN

Bi'ismillah Assalamualaikum.. AMALAN 1 SYA'BAN (BULAN ISTIJABAH NYA DO'A) Pada malam tgl 1-14 sya'ban  (Kitab kanzun najjah ...