Bi'ismillah Assalamualaikum..
(SHOLAWAT MUSA AS)
Ya Allah limpahkanlah shalawat Mu atas pemimpin kami Muhammad, penutup kenabian para Nabi, tambang bagi segala rahasia, sumber bagi segala cahaya, keindahan bagi kedua atom, dan kemuliaan bagi kedua kediaman, pemimpin kedua jenis bangsa yaitu jin dan manusia, yang telah dikhususkan baginya dengan suatu kedudukan yang tertinggi.
Ini adalah shalawat yang dimintakan oleh Nabi Allah Musa AS. Mengenai shalawat ini Syaikh Abdullah Al Harusyi dalam kitabnya Kunuzul Asrar pada bagian penjelasannya mengenai kelebihan fadhilah shalawat ini, disitu Beliau mengatakan sebagai berikut:
"Bahwa Nabi Allah Musa AS ketika diperlihatkan Allah SWT kepadanya apa yang telah disediakanNya dari segala bentuk kelebihan dan keistimewaan untuk diberikanNya kepada ummat nabiNya Sayyidina Muhammad SAW, maka meminta kepada Allah agar dirinya dijadikanNya salah satu dari mereka (salah satu dan ummat Muhammad SAW). Menanggapi permintaan Beliau itu, maka Allah SWT menyuruhnya agar beliau memberikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Begitu dia menerima petunjuk tersebut, maka dia pun langsung memberikan shalawat kepadaNabi Muhammad SAW, dengan ungkapan shalawat di atas.
Tidaklah diragukan lagi bahwa shalawat ini termasuk salah satu dari sekian banyak shalawat yang lengkap dan memiliki sejuta rahasia begitulah bentuk susunan kalimat shalawat yang diucapkan Beliau tersebut...
Tanbihun:
Dia kami beri nama tersebut karena diantara fadhilah memberikan shalawat kepada Nabi SAW dengan kalimat shalawat dari Nabi Musa AS tersebut adalah:
Barang siapa senantiasa berdo'a dengan kalimat Shalawat beliau ini dan dirutinkannya dalam setiap sehari semalam sebanyak 1000 X dengan niat khusus untuk mengagungkan dan memuliakan Baginda Nabi Muhammad SAW serta kedudukan Beliau disisi Allah SWT maka jika hal itu dilakukannya maka dia akan mendapat kekayaan dan kejayaan serta kemuliaan di dunia dan martabat yang tinggi di akhirat.
Dinukil dari Kitab Sa’adatud-darain Fis Shalati ’ala Sayyidil Kaunain – Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhani , oleh Al Habib Muhammad bin Ali Al-Syihab
Disaat-saat genting itulah Musa as mendapat wahyu dari Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Nabi Musa pun bahagia membayangkan bahwa dengan memukulkan tongkat itu ke laut, berharap laut akan terbelah. Dengan begitu ia dan umatnya dapat selamat dari amukan Fir’aun dan bala tentaranya yang kafir.
Namun, sebagaimana diceritakan oleh Abu Muhammad Jabar dalam al-Maladz wal I’tishom, ketika Musa as memukulkan tongkatnya ke laut, ternyata tak ada reaksi apa-apa. Tak ada laut yang terbelah dan jalan yang terbentang untuk dilalui Musa as dan umatnya. Ia ulangi sekali lagi, dipukulkannya tongkat itu ke laut, tak juga laut terbelah. Masih diulang-ulang oleh Musa as, namun hingga sepuluh kali dilakukan, tak juga laut itu terbelah menjadi dua.
Ia pun mengadukan semuanya pada Allah ‘azza wa jalla.
“Robbi, bagaimana ini. Telah ku pukulkan tongkatku berkali-kali, tak juga laut terbelah?” ratapnya penuh harap akan solusi. Musa as sangat khawatir dengan umatnya yang sebentar lagi menjadi santapan amuk Fir’aun jika tak segera diselamatkan. Ia melihat wajah pucat pasi pada barisan belakang dari umatnya yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun. Tentu saja mereka khawatir, karena Fir’aun dan bala tentaranya sudah tampak dikejauhan. Maka dari itu Musa as berusaha segera meminta solusi pada Tuhannya.
Maka Allah berfirman:
“Ucapkanlah shalawat untuk Muhammad. Setelah itu, pukulkan tongkat itu ke laut.”
Maka serta merta Nabi Musa as membaca shalawat untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, dan tongkat miliknya pun ia pukulkan ke air laut. Seketika itu dengan izin Allah, air laut itu terbelah menjadi dua dan terciptalah jalan bagi Nabi Musa as dan umatnya untuk menyelamatkan diri dari amukan Fir’aun.
Demikian pula ketika hendak menutup kembali air yang terbelah tadi, Musa as mulai memukul ke air dengan membaca shalawat untuk Nabi saw terlebih dahulu. Hingga kemudian Fir’aun dan bala tentaranya tewas tenggelam ditengah-tengah Laut Merah saat berada dalam pengejaran Nabi Musa as dan umatnya itu. Wallahu a’lam bishawab..
Barokallahu Fiqkum wassalamualaikum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar